Fenomena Isu Sara Sebagai Upaya Menarik Konstituen dalam Pesta Demokrasi
Perkembangan Isu sara dalam
perpolitikan di Indonesia menuju tahun politik 2019
Gejolak
politik di tahun 2018 sebagai awal pesta demokrasi di tahun 2019 mulai memanas.
Dengan dimulainya pencalonan Presiden, Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan
Rakyat atau Legislatif. Isu Sara dalam perpolitikan yang pernah terjadi di DKI
Jakarta oleh Basuki Thajaja Purnama dalam kasus Penistaan Agama terkait
Al-Qur’an Surat Al-Maidah kemungkinan akan kembali terjadi dengan topik
permasalahan SARA yang berbeda.
Perkembangan
Isu sara yang terjadi di Pemilihan Kepala Daerah 2018 yang dialami oleh Ganjar Pranowo selaku Calon
Gubernur Jateng 2018 diterpa isu karena membacakan puisi karya KH. Mustofa
Bisri (Gus Mus). Belakangan, oleh
beberapa pihak, Ganjar dianggap tidak pro-Islam atau Islamphobia seiring
melontarkan salah satu kalimat dalam puisi tersebut yang berbunyi, "Kau
ini bagaimana? Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-Nya dengan
pengeras suara setiap saat."
Isu demikian merupakan salah satu hal yang
menjadikan black campaign, lebih-lebih menjurus kepada isu Agama. Hal ini akan
menimbulkan pro kontra persepsi di masyarakat dalam membangun politik yang
demokratis. Media sebagai wadah komunikasi harus dapat menyaring mana informasi
yang benar dan berita bohong. Banyak masyarakat yang terkadang termakan dengan
isu-isu yang belum jelas kebenarannya dalam masyarakat.
Comments
Post a Comment
Terimakasih atas komentar anda...