eNJOY Camp 2019



Jumat-Minggu, 28-30 Juni 2019, 100 Mahasiswa ikuti acara International Jogja Youth Camp 2019. Mahasiswa tersebut berasal dari dalam negeri serta negara-negara Asean. Abdul Rahman Prakoso mewakili Fakultas Syariah IAIN Surakarta dalam event internasional ini. Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial Humaniora UIN Sunan Kalijaga bekerjasama dengan IO UIN Sunan Kalijaga, Kemenag, Kemenlu, Kemenpora, Kemendikbud serta lembaga terkait. Internasional Jogja Youth Camp 2019 merupakan bagian dari rangkaian acara Annual Internasional Conference on Social and Humanities(AICOSH).
Mahasiswa berasal dalam negeri maupun luar negeri dari negara Asean, yakni Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan Thailand. Perguruan Tinggi dalam negeri yang mengikuti antara lain IAIN Surakarta, UIN Sunan Kalijaga, UIN Raden Patah Palembang, UIN Antasari Banjarmasin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Mercu Buana, UGM, UIN Maulana Malik Ibrahim, UIN Suska Riau, UIN Palangkaraya, IAIN Kerinci, IAIN Bukitinggi, Universitas Islam Sultan Sharif Ali. Sedangkan PT dari negara-negara di Asean: Kolej. Universiti Islam Antar Bangsa Selangor, National University of Singapore, Prince of Songkla University, Thammasat University Lampang Campus, International Islamic University Malaysia, University of Liperpool, Singapure Institute of Technology, University of The Philipines, Diliman. Sementara komunitas pemuda antara lain Komunitas Gusdurian, Perwakilan Pemuda Kristen, Perwakilan Pemuda Katolik, dan Perwakilan Pemuda Budha.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Sunan Kalijaga Dr. H. Waryono, M.Ag dengan melepas burung merpati dan penanaman pohon perdamaian bersama Dekan FISHUM UIN Sunan Kalijaga Dr. Mochamad Sodik, M.Si beserta peserta Enjoy Camp 2019. Rangkaian kegiatan pada kegiatan ini antara lain Workshop, Seminar, Welcome dinner, Forum group discussion, Kompetisi, Pagelaran seni dan budaya antar daerah dan bangsa dan wajib kunjung museum.
New Youth Awareness For an Inclusive Region” menjadi tema besar dalam kegiatan pertemuan pemuda se-Asia Tenggara ini. Asia tenggara sebagai salah satu wilayah yang paling padat penduduknya dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi dalam hal agama, etnolinguistik, atau lembaga pemerintah. Ini memiliki berbagai tradisi keagamaan seperti Islam, Hindu, Konfusianisme, Kristen, dan banyak agama lain. Asia juga menyelenggarakan sekitar 2.197 bahasa yang digunakan.
Negara-negara asia tenggara telah berkomitmen dalam satu rumpun untuk bergerak maju dalam satu komunitas ASEAN. Kelompok pemuda Asean secara signifikan mempengaruhi perkembangan ekonomi negara. Untuk meneguhkan kesepakatan bersama pemuda Asean dibina bersama dalam satu forum. Pemuda dari negara-negara Asean didorong untuk terlibat dalam upaya mengubah potensi mereka menjadi kekuatan pemuda untuk wilayah yang makmur, adil dan inklusif.
Beberapan narasumber yang hadir memberi pembekalan antara lain: Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Kamaruddin Amin, Ph.D., Dirjen Penjaminan Mutu PT Kemenristek Dikti, Prof. Aris Junaidi, Ph.D., Direktur Kerjasama Sosial Budaya ASEAN Kemenlu RI, Riaz Saehu, Dari National University of Singapure, Dr. Azhar Ibrahim, Dosen Fakultas Sosial dan Humaniora, Achmad Zainal Arifin, Ph.D., Staf Khusus Presiden RI bidang Keagamaan Internasional, Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, dan Verene Meyer dari Columbia University United State.
Sebelum mengikuti kegiatan ini peserta diharuskan mengikuti salah satu kompetisi dari tiga kompetisi: Foto, Video, dan Paper. Kompetisi paper menjadi salah satu pilihan menarik untuk diikuti, karena tema yang diambil terkait dengan peluang dan tantangan, ASEAN sebagai sebuah komunitas Inklusif. Penulis mengambil topikKolaborasi Pemuda ASEAN Dalam Membangun Toleransi Beragama”. Hal kecil yang dapat dimulai oleh pemuda dalam membangun toleransi beragama dengan tidak membuat ataupun menyebarluaskan konten negatif antar agama. Asean sebagai komunitas negara asia tenggara mampukah untuk mengakomodir inklusifitas seluruh elemen masyarakat. Tanpa adanya sekat yang memisahkan antar elemen masyarakat dalam satu rumpun wilayah.
Kegiatan ini dilaksanakan sepenuhnya menggunakan bahasa internasional sebagai sarana komunikasi dalam forum. Forum inti dari kegiatan ini seluruh peserta dipecah menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari lintas negara, budaya maupun agama. Masing-masing peserta dalam satu kelompok mencari permasalahan yang timbul dalam wilayah sekitar. Setelah itu, permasalahan dipaparkan kepada seluruh peserta dalam satu kelompok, masing-masing peserta mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada untuk menjadi prioritas permasalahan di wilayah Asean.
Peserta dituntut untuk memberikan pendapat dan solusi terkait dengan masalah yang telah dipresentasikan. Terakhir, membuat suatu tindakan yang dapat dilakukan saat ini maupun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan atas solusi tersebut. Salah satu ide atas forum ini dengan membangun platform maupun komunitas di sekitar tempat peserta. Inti forum group discussion ini membangun masing-masing peserta agar dapat mampu mengidentifikasi permasalahan disekitar dan mencari solusi atau tindakan yang mampu menyelesaikan permasalahan itu.
Puncak dari FGD ialah penjabaran dari masing-masing kelompok untuk menyampaikan gagasan atau tindakan yang akan dilakukan dihadapan seluruh peserta. Deklarasi pemuda Asean menjadi penutup kegiatan forum group discussion, menyuarakan pentingnya peran anak muda dalam mempromosikan nilai toleransi dan keberagaman, di depan Selfy Corner(halaman gedung Prof. Saifuddin Zuhri).

Pada malam terakhir, rangkaian acara ditutup dengan kegiatan malam kebudayaan dan penghargaan untuk pemenang kompetisi. Kompetisi paper dimenangkan oleh IIUM dan Universitas Gajah Mada. Kompetisi foto dimenangkan oleh UIN Raden Intan Palembang dan FISHUM UIN Sunan Kalijaga. Kompetisi video disapu bersih oleh FISHUM UIN Sunan Kalijaga.
Kedepan, kegiatan ini diharapkan menjadi agenda rutin bagi mahasiswa Asean. Selain itu, jejaring komunikasi internasional yang dapat memacu semangat dan komitmen untuk dapat saling belajar dan berkolaborasi dalam proyek potensial secara internasional. Lebih banyak lagi PTKIN yang turut berkolaborasi dalam membangun inkluisifitas ASEAN.
 Video dokumentasi kegiatan:


Comments